3 Manfaat Psikologis Melakukan Puasa yang Tidak Diketahui Banyak Orang!

Tahukah kamu bahwa seseorang dapat mendapatkan manfaat psikologis ketika melakukan Puasa Ramadhan?

Saat ini, umat Islam di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah Puasa Ramadan. Ibadah yang membuat umat Islam menahan segala hawa nafsu ini diketahui memang memiliki banyak manfaat untuk tubuh.

Namun, manfaat yang didapatkan tubuh bukan hanya semata manfaat fisik, melainkan juga manfaat psikologis.

Dilansir dari Hellosehat, melakukan puasa dapat menyebabkan banyak perubahan dalam tubuh, mulai dari fisiologis, biokimiawi, metabolisme, dan spiritual. Perubahan-perubahan tersebut memberikan berbagai manfaat pada kesehatan jiwa seseorang.

Selain dari hal tersebut, terdapat beberapa penjelasan mengenai manfaat psikologis yang akan didapatkan seseorang ketika melakukan puasa Ramadan.

Berikut adalah beberapa manfaat psikologis tersebut.

  1. Puasa dapat Menjaga Suasana Hati

Manfaat psikologis yang pertama adalah dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih positif. Pada minggu awal puasa, tubuh akan beradaptasi dengan rasa lapar yang melepaskan banyak katekolamin yang membuat perasaan menjadi lebih baik.

Katekolamin sendiri adalah sekelompok hormon untuk menanggapi perasaan stress, termasuk juga hormon adrenalin, norepinefrin, dan dopamin.

Selain itu, dalam sebuah studi yang berjudul Effect of Ramadan Fasting on Endorphin Level in Serum menjelaskan bahwa terdapat beberapa hormon yang diproduksi tubuh ketika sedang melakukan puasa.

Dua di antaranya adalah opioid endogen dan hormon endorphin yang mampu menimbulkan perasaan bahagia dan mencegah stres.

Maka dari itu, melakukan Puasa Ramadan akan membuat perasaan atau suasana hati seseorang menjadi lebih baik. Dengan suasana hati yang baik, maka perbuatan apapun yang dilakukan seseorang akan mendapat hasil yang lebih baik juga.

  1. Puasa dapat Mengurangi Stres dan Menurunkan Perasaan Cemas

Manfaat psikologis kedua dari melakukan Puasa Ramadan adalah dapat mengurangi tingkat stres dan menurunkan rasa cemas yang diderita seseorang.

Dikutip dari buku berjudul The Fast Diet, Michael Mosley dalam tulisannya menyebutkan bahwa puasa dapat menyebabkan lepasnya produksi protein ke otak yang dinamakan BDNF (Brain-derived Neurotrophic Factor).

BDNF atau protein otak tersebit memiliki efek yang mirip dengan efek obat antidepresan. Oleh karena itu, ketika protein tersebut sampai ke otak, seseorang akan mengalami penurunan tingkat kecemasan, stres, dan depresi ringan.

  1. Puasa dapat Meningkatkan Kualitas Tidur

Selain dianggap sebagai ibadah, tidur ketika menjalani puasa akan memiliki beberapa manfaat untuk tubuh.

Tidur adalah salah satu cara terbaik agar tidak perlu merasakan hawa nafsu seperti makan dan minum. Oleh karena itu, durasi tidur seseorang akan menjadi lebih bertambah.

Pembatasan waktu makan antara 8-12 jam dapat membantu tubuh untuk tidur dengan kualitas yang lebih baik karena tubuh tidak bekerja untuk mencerna makanan tersebut ketika sedang tidur.

Durasi tidur yang lebih banyak dan pembatasan makan tersebut akan membuat kualitas tidur dan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik lagi.

Selain itu, pembatasan waktu makan ketika berpuasa dapat memperkuat siklus jam biologis atau lebih dikenal sebagai waktu harus tidur seseorang.

Ketika jam biologis diperkuat dan tersinkronisasi, akan berpengaruh pada kemudahan seseorang untuk tidur, serta kualitas tidur yang didapatkan.

Itu tadi adalah 3 manfaat psikologis yang akan didapatkan seseorang ketika melakukan puasa Ramadan dengan teratur.

butuh bantuan

Kami di sini untuk membantu Anda

Customer Support

SIGMA Siaga

Online

SIGMA Siaga

ada yang dapat kami bantu 00.00