Kemanusiaan Tidak Mengenal Agama, Bangsa, atau Warna Kulit
Di tengah puing-puing bencana, tak ada yang bertanya siapa agamanya, dari mana asal bangsanya, atau apa warna kulitnya. Yang ada hanyalah tangan-tangan yang saling menggenggam, berbagi air, makanan, dan harapan. Di saat-saat seperti itulah, kemanusiaan berbicara dengan bahasa paling jujur.
Relawan dari berbagai latar belakang berdiri berdampingan. Mereka datang dengan satu tujuan: menolong sesama manusia. Tangisan yang sama, luka yang sama, dan harapan yang sama semua melebur tanpa sekat.
Kita Diciptakan untuk Saling Mengenal dan Menjaga
Islam mengajarkan bahwa perbedaan bukan alasan untuk berjarak, melainkan sarana untuk saling mengenal dan menghargai. Allah SWT berfirman:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”
(QS. Al-Hujurat: 13)
Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan manusia tidak ditentukan oleh identitas lahiriah, melainkan oleh ketakwaan dan kemanusiaannya. Oleh karena itu, menolong siapa pun yang membutuhkan adalah bagian dari nilai luhur Islam.
Ketika Kebaikan Menjadi Bahasa Universal
Aksi kemanusiaan tidak membutuhkan kesamaan latar belakang. Senyuman, bantuan, dan empati dapat dipahami oleh siapa saja. Bahkan, sering kali satu tindakan kecil mampu menghapus prasangka dan menumbuhkan rasa persaudaraan yang tulus.
Dalam setiap bantuan yang diberikan, ada pesan yang tersampaikan: kita sama-sama manusia. Dan dari sanalah, perdamaian serta harapan perlahan tumbuh.
Mari Jadi Bagian dari Kebaikan Universal
Di dunia yang masih dipenuhi perbedaan dan konflik, kebaikan adalah jembatan yang menyatukan. Melalui berbagai program kemanusiaan, Yayasan Sigma berkomitmen untuk menghadirkan bantuan tanpa memandang perbedaan karena kemanusiaan adalah milik semua.
✨ Mari ambil peran. Jadilah bagian dari kebaikan universal.
Karena saat kita menolong sesama manusia, kita sedang memuliakan nilai kemanusiaan itu sendiri.
