Sebagai umat muslim kita pasti tahu sedekah merupakan amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Selain itu, amalan ini tidak akan terputus sekalipun kita meninggal. Dengan kata lain, sedekah akan membuat pahala kita mengalir terus-menerus tiada henti.
Sedekah memiliki berbagai macam bentuk dan jenis. Tentu saja setiap melakukan amalan ini kita akan mendapat pahala serta keutamaannya, tapi ternyata di antara jenis-jenis tersebut memiliki keutamaan yang berbeda-beda, lho. Tergantung niat dan keadaan orang yang bersedekah dan juga yang disedekahkan. Berikut adalah jenis-jenis sedekah menurut penjelasan Ustadz Marwan bin Musa.
- Sedekah Saat Sehat
Di antara banyaknya jenis sedekah yang dicintai Allah SWT, sedekah dalam kondisi sehat memiliki keutamaannya sendiri. Bahkan, lebih baik dibanding bersedekah ketika berwasiat dalam keadaan sekarat. Hal ini dijelaskan lebih jauh dalam sebuah hadist. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab:
« أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ : لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ » .
“Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Sedekah Siriyyah
Sebagian dari kita mungkin masih asing dengan sedekah siriyyah. Ya, seperti namanya sedekah siriyyah merupakan sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sedekah ini menjadi utama sebab lebih dekat dengan keikhlasan serta terhindar dari sifat riya’. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Jika kamu Menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271).
Selain itu, bersedekah dengan sembunyi-bunyi kepada fakir miskin akan membantu kita dalam menutupi aib saudara kita tersebut, sehingga tidak terlihat mana yang tangan di bawah mana yang tangan di atas. Bahkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan seseorang yang melakukan sedekah siriyyah, bahwa ia termasuk tujuh golongan yang dinaungi Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat kelak.
3. Bersedekah Saat Siap
Saat siap di sini maksudnya adalah bersedekah ketika kita sudah mencukupi kewajiban. Tentu Islam juga tidak akan mempersulit umatnya. Jika memang kita masih memiliki kewajiban yang harus ditanggung, tidak perlu memaksakan diri dalam bersedekah. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadist yang berbunyi:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
“Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Bukhari).
Serta dipertegas dengan firman Allah SWT:
“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al Baqarah: 219)
Selain mempererat tali silaturahmi, ternyata bersedekah kepada tetangga juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Hal ini dijelaskan dalam surat An Nisaa’ ayat 36, yang menyebutkan perintah berbuat baik kepada tetangga, baik yang dekat maupun yang jauh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda kepada Abu Dzar:
« يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ » .
“Wahai Abu Dzar! Jika kamu memasak sop, maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu.” (HR. Muslim)