Di Usia Mereka, Mimpi Seharusnya Tentang Cita-Cita, Bukan Biaya Sekolah
Di usianya yang masih belia, Aisyah sering berkata ingin menjadi guru. Ia ingin mengajar anak-anak, menulis di papan tulis, dan membagikan ilmu seperti gurunya di sekolah. Namun, belakangan mimpinya mulai terucap pelan bukan karena ragu, melainkan karena biaya sekolah yang semakin sulit dipenuhi.
SPP yang menunggak, buku yang tak terganti, dan seragam yang mulai subur perlahan menggeser mimpinya. Di usia mereka, yang seharusnya dipikirkan adalah cita-cita, bukan kecemasan tentang biaya sekolah.
Ilmu Adalah Hak Setiap Anak
Menuntut ilmu bukanlah kemewahan. Ia adalah hak dan kebutuhan dasar setiap anak. Dalam Islam, pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat mulia. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.”
(HR. Ibnu Majah)
Hadis ini menegaskan bahwa belajar adalah kewajiban bukan hanya bagi mereka yang mampu, tetapi bagi setiap anak tanpa kecuali. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak terpaksa menunda bahkan menghentikan pendidikan, bukan karena tidak mau belajar, tetapi karena keterbatasan ekonomi.
Ketika Donasi Menjadi Jembatan Mimpi
Bagi bantuan anak-anak seperti Aisyah, pendidikan adalah harapan. SPP yang terbantu, perlengkapan sekolah yang terpenuhi, dan dukungan yang konsisten dapat mengembalikan senyum dan semangat mereka. Dari satu donasi, mimpi yang hampir padam bisa kembali menyala.
Lebih dari sekedar angka, donasi adalah jembatan yang menghubungkan keterbatasan hari ini dengan masa depan yang lebih cerah.
Mari Jadi Bagian dari Perjalanan Mereka
Melalui program Donasi Pendidikan Yayasan Sigma , Anda dapat menjadi bagian dari perjalanan mimpi anak-anak yang ingin terus belajar dan menggapai cita-cita. Setiap kontribusi adalah langkah nyata agar mimpi mereka tetap hidup.
✨ Mari jadikan donasi sebagai jembatan mimpi mereka.
Karena usia mereka, masa depan seharusnya dibangun dengan harapan—bukan dihentikan oleh biaya sekolah.



