Ghibah & Namimah : Cek Perbedaannya!

Namimah dan  ghibah gadalah dua istilah yang sering dibahas dalam ajaran Islam, terutama terkait adab dalam berbicara dan berinteraksi sosial. Meskipun keduanya berkaitan dengan pembicaraan yang tidak baik tentang orang lain, namimah dan ghibah memiliki perbedaan mendasar. Dalam artikel ini, kita akan memahami perbedaan antara namimah dan ghibah, bahaya yang ditimbulkan, serta bagaimana cara menghindarinya agar hubungan sosial kita tetap harmonis dan terhindar dari dosa.

Pengertian 

  • Namimah

Namimah dalam bahasa Arab berarti mengadu domba atau menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain dengan tujuan memecah belah hubungan antar-individu atau kelompok. Orang yang melakukan namimah disebut s

  • ebagai “nammam.” Biasanya, perilaku namimah melibatkan penyebaran informasi yang mungkin saja benar, tetapi dengan niat buruk untuk menciptakan konflik atau memperburuk situasi.

Dalam ajaran Islam, namimah termasuk dosa besar. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa perilaku mengadu domba sangat dicela dan memiliki dampak buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan sosial.

 

 

 

 

 

Pengertian Ghibah

Ghibah, atau yang lebih dikenal dengan istilah “menggunjing,” adalah membicarakan seseorang di belakangnya dengan menyebutkan hal-hal yang tidak disukai oleh orang tersebut, meskipun hal itu benar adanya. Misalnya, mengkritik penampilan fisik atau kepribadian seseorang tanpa sepengetahuannya. Tindakan ini dianggap dosa dalam Islam karena mengandung unsur fitnah, yang bisa merusak keharmonisan hubungan sosial dan menyebabkan orang saling membenci.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12:

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain serta jangan ada di antara kamu yang menggunjing sebagian

  • yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.”

Ayat ini menggambarkan betapa buruknya pembicaraan ini di mata Allah SWT. Dengan berghibah, seseorang ibaratnya memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati, sebuah tindakan yang sangat hina.

Baca juga Dampak Negatif Ghibah dan Cara Menghindarinya dalam Islam

Perbedaan Namimah dan Ghibah

Meski keduanya terlihat serupa karena sama-sama berbicara buruk tentang orang lain, namimah dan ghibah memiliki perbedaan mendasar:

Niat dan Tujuan:

  • Namimah: Bertujuan untuk memecah belah, mengadu domba, dan membuat orang lain bermusuhan. Pelaku namimah menyampaikan informasi bukan hanya karena ingin bergosip, tetapi dengan maksud menciptakan konflik.
  • Ghibah: Dilakukan tanpa maksud memecah belah, namun lebih karena kebiasaan atau niat untuk bergosip. Tindakan ini bertujuan membicarakan kekurangan atau kejelekan orang lain yang mungkin benar adanya, tetapi tidak seharusnya disampaikan.

Dampak pada Hubungan Sosial:

  • Namimah: Dampaknya cenderung langsung memicu permusuhan atau kesalahpahaman antara orang-orang yang terlibat. Misalnya, menyampaikan keburukan satu pihak kepada pihak lainnya dengan niat membuat mereka berselisih.
  • Ghibah: Dampaknya bisa lebih halus dan tidak langsung. Meskipun tidak selalu menimbulkan konflik langsung, tetap merusak reputasi orang yang digunjingkan dan berpotensi mengurangi kepercayaan orang-orang terhadapnya.

Kebenaran Informasi:

  • Namimah: Tidak selalu mengutamakan kebenaran, bahkan sering kali informasi yang disampaikan hanya sebagian benar atau sepenuhnya salah, asal bisa menimbulkan perpecahan.
  •  
  • Ghibah: Biasanya informasi yang disampaikan benar adanya, namun pembicaraan tersebut disampaikan tanpa sepengetahuan orang yang dibicarakan, yang menyebabkan perbuatan ini menjadi dosa.

Bahaya Namimah dan Ghibah

Kedua perilaku ini sama-sama berbahaya bagi kehidupan sosial maupun spiritual. Berikut beberapa bahaya dari kedua perilaku ini:

  • Merusak Persaudaraan dan Persahabatan: Baik namimah maupun ghibah dapat menghancurkan hubungan baik antara orang-orang yang sebelumnya akrab. Namimah langsung memicu permusuhan, sedangkan pembicaraan ini merusak nama baik seseorang dan menimbulkan ketidaknyamanan dalam pergaulan.
  • Menghilangkan Kepercayaan Diri: Seseorang yang sering menjadi korban ghibah mungkin merasa malu atau kehilangan rasa percaya diri. Hal ini bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosionalnya.
  • Mengurangi Keharmonisan Sosial: Masyarakat yang sering melakukan namimah dan ghibah akan dipenuhi dengan kecurigaan, ketidaknyamanan, dan rasa tidak aman, yang mengurangi keharmonisan dalam berinteraksi.
  • Dosa Besar dalam Islam: Kedua perilaku ini termasuk dosa besar dalam Islam. Rasulullah SAW dan ayat-ayat Al-Quran secara tegas melarang namimah dan ghibah karena dampak negatif yang ditimbulkannya sangat besar.

Cara Menghindari Namimah dan Ghibah

Agar terhindar dari dosa dan dampak buruk namimah dan ghibah, berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:

  • Berpikir Sebelum Berbicara: Pertimbangkan apakah informasi yang akan disampaikan benar-benar perlu diucapkan dan tidak akan menimbulkan masalah bagi orang lain.
  • Perkuat Niat dalam Berbicara: Pastikan niat berbicara adalah untuk kebaikan. Jika tidak memiliki niat baik, lebih baik diam agar tidak merugikan orang lain atau menimbulkan fitnah.
  • Jauhi Lingkungan yang Su
  • ka Bergosip: Lingkungan atau kelompok yang suka membicarakan keburukan orang lain bisa mendorong kita terlibat dalam namimah atau ghibah. Hindarilah pergaulan yang demikian agar tidak terbawa arus.
  • Berbaik Sangka dan Memaafkan: Jika mendengar informasi tentang seseorang, usahakan untuk tidak langsung percaya dan selalu berbaik sangka. Klarifikasi langsung kepada orang yang bersangkutan adalah langkah yang lebih bijak dibandingkan menyebarkan berita tersebut.
  • Ingat Konsekuensi Akhirat: Dalam Islam, konsekuensi namimah dan ghibah bukan hanya berdampak di dunia, tetapi juga di akhirat. Ingat bahwa dosa-dosa ini bisa membawa seseorang pada hukuman di akhirat dan menjauhkannya dari rahmat Allah.

Kesimpulan

Namimah dan ghibah adalah dua perilaku negatif yang memiliki dampak besar dalam hubungan sosial dan spiritual. Meskipun keduanya melibatkan pembicaraan tentang orang lain, perbedaan utama terletak pada niat dan dampak yang diakibatkan. Namimah bertujuan untuk memecah belah dan menciptakan konflik, sementara yang satu lagi adalah membicarakan kekurangan orang lain tanpa sepengetahuannya. Sebagai umat yang beriman, penting bagi kita untuk menjauhi kedua perilaku ini demi menjaga keharmonisan sosial serta meraih keberkahan hidup di dunia dan akhirat.

Baca juga Dampak Negatif Ghibah dan Cara Menghindarinya dalam Islam

butuh bantuan

Kami di sini untuk membantu Anda

Customer Support

SIGMA Siaga

Online

SIGMA Siaga

ada yang dapat kami bantu 00.00
Scroll to Top